2.2 Manajemen Rantai
Pasok
Istilah supply chain
management (SCM) pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber (1982). Menurut
(Tan, 2001), mendeskripsikan
manajemen rantai pasok untuk mengelola aktivitas bisnis dan hubungan internal
di dalam organisasi dengan pemasok langsung dengan pemasok tier 1 dan pemasok second
tier 2 dan pelanggan sepanjang rantai pasok dan dengan seluruh rantai
pasok.
Supply chain management
(SCM) dapat didefinisikan sebagai metode, alat, atau pendekatan yang
terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi dan koordinasi untuk mengelola
jaringan perusahaan-perusahaan (supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel,
serta perusahaan pendukung seperti jasa logistik) yang secara bersama-sama
bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan konsumen (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010)
Tujuan dari manajemen
rantai pasok adalah mengelola aliran material di sepanjang rantai pasok untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan menyediakan biaya produk seminimal mungkin (Waters,
2007). Selain itu, tujuan manajemen
rantai pasok untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga dapat meminimalkan biaya
secara keseluruhan.
Manajemen rantai pasok
ditekankan pada upaya untuk melakukan proses integrasi pada semua aktivitas dalam
rantai pasok melalui kerjasama dan koordinasi bersama dengan
perusahaan-perusahaan partner yang terlibat dalam rantai pasok.
Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki tujuan yang sama untuk memenuhi
kebutuhan konsumen akhir, sehingga dengan adanya kerjasama yang saling
menguntungkan dan koordinasi yang baik diharapkan tujuan tersebut akan
tercapai. Ruang lingkup dari manajemen rantai pasok
sangat luas yang meliputi semua kegiatan yang terkait aliran material, uang,
dan informasi di sepanjang rantai pasok. Kegiatan-kegiatan utama yang masuk
dalam klasifikasi manajemen rantai pasok terdiri dari :
1. Kegiatan
merancang produk baru
Kegiatan yang berada di dalam
tahapan ini meliputi melakukan riset pasar, merancang poduk baru, melibatkan
pemasok dalam perancangan produk baru.
2. Kegiatan
pengadaan
Kegiatan untuk mendapatkan bahan
baku meliputi memilih pemasok, mengevaluasi kinerja pemasok, melakukan
pembelian bahan baku dan komponen, memonitor risiko pasokan, dan membina serta
memelihara hubungan dengan pemasok.
3. Kegiatan
planning dan kontrol
Kegiatan perencanaan produksi dan
persediaan meliputi merencanakan permintaan, peramalan permintaan, perencanaan
kapasitas, dan perencanaan produksi dan perencanaan.
4. Kegiatan
melakukan produksi
Kegiatan ini meliputi pengendalian
kualitas dan eksekusi produksi.
5. Kegiatan
melakukan pengiriman
Kegiatan ini meliputi perencanaan
jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor tingkat layanan di tiap pusat
distribusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar