Rabu, 10 April 2013

Tinjauan Pustaka



2.2 Manajemen Rantai Pasok
Istilah supply chain management (SCM) pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber (1982). Menurut (Tan, 2001), mendeskripsikan manajemen rantai pasok untuk mengelola aktivitas bisnis dan hubungan internal di dalam organisasi dengan pemasok langsung dengan pemasok tier 1 dan pemasok second tier 2 dan pelanggan sepanjang rantai pasok dan dengan seluruh rantai pasok.
Supply chain management (SCM) dapat didefinisikan sebagai metode, alat, atau pendekatan yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi dan koordinasi untuk mengelola jaringan perusahaan-perusahaan (supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan pendukung seperti jasa logistik) yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan konsumen (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010)
Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah mengelola aliran material di sepanjang rantai pasok untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan menyediakan biaya produk seminimal mungkin (Waters, 2007).  Selain itu, tujuan manajemen rantai pasok untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga dapat meminimalkan biaya secara keseluruhan.
Manajemen rantai pasok ditekankan pada upaya untuk melakukan proses integrasi pada semua aktivitas dalam rantai pasok melalui kerjasama dan koordinasi bersama dengan perusahaan-perusahaan partner yang terlibat dalam rantai pasok. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki tujuan yang sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir, sehingga dengan adanya kerjasama yang saling menguntungkan dan koordinasi yang baik diharapkan tujuan tersebut akan tercapai.   Ruang lingkup dari manajemen rantai pasok sangat luas yang meliputi semua kegiatan yang terkait aliran material, uang, dan informasi di sepanjang rantai pasok. Kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi manajemen rantai pasok terdiri dari :
1.      Kegiatan merancang produk baru
Kegiatan yang berada di dalam tahapan ini meliputi melakukan riset pasar, merancang poduk baru, melibatkan pemasok dalam perancangan produk baru.
2.      Kegiatan pengadaan
Kegiatan untuk mendapatkan bahan baku meliputi memilih pemasok, mengevaluasi kinerja pemasok, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor risiko pasokan, dan membina serta memelihara hubungan dengan pemasok.
3.      Kegiatan planning dan  kontrol
Kegiatan perencanaan produksi dan persediaan meliputi merencanakan permintaan, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, dan perencanaan produksi dan perencanaan.
4.      Kegiatan melakukan produksi
Kegiatan ini meliputi pengendalian kualitas dan eksekusi produksi.
5.      Kegiatan melakukan pengiriman
Kegiatan ini meliputi perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor tingkat layanan di tiap pusat distribusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar